Tunggu Masa Hilang Nyawa
Sarif sedang berbaring di tempat tidur kerana uzur.. hanya tunggu masa hilang nyawa. Isterinya, Susan berada di sampingnya. Susan memegang tangan yang lemah dan tangisan air mata keluar dari matanya.
Ketika Susan berdoa, ia memandang isterinya dan bibir yang pucat mulai berkata secara perlahan.
"Susan, isteriku," ia berbisik.
"Suamiku, jangan berbicara, berehatlah."
"Susan, saya harus mengakui sesuatu," ia berkata dengan lemah.
"Tidak ada yang perlu di akui," jawab Susan dengan bersedih, "Semuanya baik-baik saja, tidurlah," kata isterinya sambil menangis.
"Tidak saya ingin mati dengan damai. Susan, saya telah berlaku curang dengan kakakmu, teman baikmu, dan ibumu."
"Saya tahu," jawabnya. "Kerana itulah saya meracuni kamu.."
Ketika Susan berdoa, ia memandang isterinya dan bibir yang pucat mulai berkata secara perlahan.
"Susan, isteriku," ia berbisik.
"Suamiku, jangan berbicara, berehatlah."
"Susan, saya harus mengakui sesuatu," ia berkata dengan lemah.
"Tidak ada yang perlu di akui," jawab Susan dengan bersedih, "Semuanya baik-baik saja, tidurlah," kata isterinya sambil menangis.
"Tidak saya ingin mati dengan damai. Susan, saya telah berlaku curang dengan kakakmu, teman baikmu, dan ibumu."
"Saya tahu," jawabnya. "Kerana itulah saya meracuni kamu.."